Kita masih memandang keindahan itu sebatas topeng. Keindahan yang
hakiki tidak hanya berasal dari topeng, tapi dari dalam jiwa kita
(inner beauty).
Semoga Allah Yang Mahaindah mengaruniakan kita akhlak yang indah.
Saudaraku, Allah itu Mahaindah dan Dia mencintai keindahan. Dengan
Rahmat-Nya, Allah menanamkan pada hati hamba-hamba-Nya rasa suka akan
keindahan. Kita semua senang dengan keindahan. Kita senang dengan
alam yang indah. Kita senang melihat awan biru yang disulam burung-
burung beterbangan. Orang pun berbondong-bondong pergi ke pantai yang
indah lagi tidak ada gelombang yang menakutkan. Selain itu kita pun
senang mendengar suara yang indah. Intinya semua orang menyukai hal
yang indah-indah. Itu adalah fitrah.
Pertanyaannya sekarang, kenapa ada orang yang penampilannya indah
tapi ia tidak disukai orang lain? Kenapa ada orang yang memiliki
rumah yang indah lagi megah tapi hidupnya tidak bahagia bahkan
tersiksa? Kenapa pula ada orang yang suaranya indah, tapi akhirnya ia
mengalami nestapa karena keindahan suaranya itu? Rupanya, kita masih
memandang keindahan itu sebatas topeng. Keindahan yang hakiki tidak
hanya berasal dari topeng, tapi dari dalam jiwa kita (inner beauty).
Karena itu tak heran bila ada orang tua --yang secara fisik tidak
menarik lagi-- dicintai banyak orang?
Nah, ternyata ada beberapa syarat keindahan. Pertama, indah itu
letaknya pada kebersihan. Bersih di sini bisa bersifat fisik ataupun
bersifat nonfisik. Bersih secara fisik meliputi bersih anggota badan,
bersih penampilan, bersih lingkungan, maupun bersih penghasilan.
Saudaraku, bila kita ingin menjadi pribadi indah maka cintailah hidup
bersih. Secara fisik mulialah kita rawat tubuh kita agar selalu
bersih. Rambut, gigi, mata, kuku, dan seluruh anggota badan lainnya,
usahakanlah terjaga kebersihan dan kerapiannya. Begitu pula
penampilan kita harus selalu dijaga kebersihannya. Seandainya kita
tidak punya baju yang bagus, maka usahakanlah dijaga kebersihannya.
Sederhana bukan masalah, yang penting bersih dan rapi. Usahakan pula
rumah kita selalu bersih, baik itu bersih dari sampah dan debu, juga
bersih dari barang-barang haram maupun barang yang tidak perlu. Itu
secara fisik.
Yang tak kalah penting adalah bersih akhlak kita, karena secantik dan
setampan apapun seseorang, bila kelakuan dan ucapannya kotor, maka ia
tidak akan punya harga; jatuh harga dirinya. Begitu pula dengan
pikiran. Hindarilah berpikir kotor, mesum, atau berpikir jelek
tentang orang lain. Berpikirlah selalu tentang kebaikan orang lain,
karena semakin kita memikirkan kejelekan orang, maka akan semakin
tersiksa diri kita. Tentunya, semua kebersihan ini tidak terasa
lengkap tanpa disertai oleh bersihnya hati. Bila hati kita bersih,
maka wajah pun akan terlihat cerah, perilaku santun, kata-kata
terjaga, dan sikap kasih sayang akan terpancar dari pribadi kita.
Bila kita mampu membersihkan jasmani dan rohani kita, insya Allah
kita akan menjadi pribadi yang indah dan disukai Allah dan manusia
lain. Boleh jadi paras kita tidak begitu menarik, tapi pribadi kita
menawan semua orang.
Syarat keindahan yang kedua adalah keserasian. Apapun yang tidak
serasi akan jauh dari keindahan. Keserasian ini intinya kita harus
proporsional dan tepat dalam bertindak, berbicara, berpenampilan.
Seperti misalnya sepatu kebesaran, kopiah kekecilan, baju terlalu
kecil. Semua itu tidak serasi sehingga tidak terlihat indah. Termasuk
pula serasi dalam bertutur kata, tepat intonasinya, tidak terlalu
cepat dan tidak terlalu lambat, dan tepat pula waktu mengucapkannya.
Dalam masalah keserasian ini, termasuk pula cara hidup yang tidak
melebihi kemampuan dan kenyataan. Hiduplah secara proporsional.
Contohnya serasi dalam keinginan. Kita harus benar-benar
mengendalikan keinginan-keinginan kita jikalau ingin membeli suatu
barang. Ingat, yang paling penting adalah bertanya pada diri apa yang
paling bermamfaat dari barang yang kita beli tersebut. Buat pula
skala prioritas, misalnya, haruskah membeli sepatu seharga 1 juta
rupiah padahal keperluan kita hanya sebentuk sepatu olahraga. Apalagi
di hadapan tersedia aneka pilihan harga, mulai dari yang 700 ribu,
400 ribu, 200 ribu, sampai yang 50 ribu rupiah. Mereknya pun beragam,
tinggal dipilih mana kira-kira yang paling sesuai. Nah, kalau kita
ada dalam posisi seperti ini, maka carilah sepatu yang paling tidak
membuat kita sombong ketika memakainya, yang paling tidak menyiksa
diri dalam merawatnya, dan yang paling bisa bermamfaat sesuai tujuan
utama dari pembelian sepatu tersebut. Hati-hatilah, sebab yang biasa
kita beli adalah mereknya, bukan awetnya, karena kalau terlalu awet
pun akan bosan pula memakainya.
Syarat keindahan berikutnya adalah perawatan. Taman bagus tapi tidak
dirawat, maka keindahannya akan pudar. Gigi rapi tapi tidak terawat,
maka akan mendatangkan banyak masalah. Motor baru dan mahal tapi
jarang dirawat akan cepat rusak. Tubuh tidak dirawat dengan olahraga
maka akan cepat rapuh dan tidak terlihat indah. Perawatan itu adalah
salah satu syarat keindahan. Iman kita pun harus sering dirawat, agar
tidak cepat rusak. Dibanding yang lainnya, perawatan iman harus lebih
intensif dilakukan, bahkan setiap waktu, dengan zikir, shalat,
sedekah, shaum (puasa), membantu kaum dhuafa, ikut pengajian.
Saudaraku, bila kita mampu mengaplikasikan tiga syarat keindahan
dalam hidup kita, insya Allah kita akan menjadi pribadi yang indah
luar dalam. Wallahu a'lam bish-shawab.
( Abdullah Gymnastiar )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar