Jumat, 09 Mei 2008

KEINDAHAN

Kita masih memandang keindahan itu sebatas topeng. Keindahan yang hakiki tidak hanya berasal dari topeng, tapi dari dalam jiwa kita (inner beauty). Semoga Allah Yang Mahaindah mengaruniakan kita akhlak yang indah. Saudaraku, Allah itu Mahaindah dan Dia mencintai keindahan. Dengan Rahmat-Nya, Allah menanamkan pada hati hamba-hamba-Nya rasa suka akan keindahan. Kita semua senang dengan keindahan. Kita senang dengan alam yang indah. Kita senang melihat awan biru yang disulam burung- burung beterbangan. Orang pun berbondong-bondong pergi ke pantai yang indah lagi tidak ada gelombang yang menakutkan. Selain itu kita pun senang mendengar suara yang indah. Intinya semua orang menyukai hal yang indah-indah. Itu adalah fitrah. Pertanyaannya sekarang, kenapa ada orang yang penampilannya indah tapi ia tidak disukai orang lain? Kenapa ada orang yang memiliki rumah yang indah lagi megah tapi hidupnya tidak bahagia bahkan tersiksa? Kenapa pula ada orang yang suaranya indah, tapi akhirnya ia mengalami nestapa karena keindahan suaranya itu? Rupanya, kita masih memandang keindahan itu sebatas topeng. Keindahan yang hakiki tidak hanya berasal dari topeng, tapi dari dalam jiwa kita (inner beauty). Karena itu tak heran bila ada orang tua --yang secara fisik tidak menarik lagi-- dicintai banyak orang? Nah, ternyata ada beberapa syarat keindahan. Pertama, indah itu letaknya pada kebersihan. Bersih di sini bisa bersifat fisik ataupun bersifat nonfisik. Bersih secara fisik meliputi bersih anggota badan, bersih penampilan, bersih lingkungan, maupun bersih penghasilan. Saudaraku, bila kita ingin menjadi pribadi indah maka cintailah hidup bersih. Secara fisik mulialah kita rawat tubuh kita agar selalu bersih. Rambut, gigi, mata, kuku, dan seluruh anggota badan lainnya, usahakanlah terjaga kebersihan dan kerapiannya. Begitu pula penampilan kita harus selalu dijaga kebersihannya. Seandainya kita tidak punya baju yang bagus, maka usahakanlah dijaga kebersihannya. Sederhana bukan masalah, yang penting bersih dan rapi. Usahakan pula rumah kita selalu bersih, baik itu bersih dari sampah dan debu, juga bersih dari barang-barang haram maupun barang yang tidak perlu. Itu secara fisik.

Yang tak kalah penting adalah bersih akhlak kita, karena secantik dan setampan apapun seseorang, bila kelakuan dan ucapannya kotor, maka ia tidak akan punya harga; jatuh harga dirinya. Begitu pula dengan pikiran. Hindarilah berpikir kotor, mesum, atau berpikir jelek tentang orang lain. Berpikirlah selalu tentang kebaikan orang lain, karena semakin kita memikirkan kejelekan orang, maka akan semakin tersiksa diri kita. Tentunya, semua kebersihan ini tidak terasa lengkap tanpa disertai oleh bersihnya hati. Bila hati kita bersih, maka wajah pun akan terlihat cerah, perilaku santun, kata-kata terjaga, dan sikap kasih sayang akan terpancar dari pribadi kita. Bila kita mampu membersihkan jasmani dan rohani kita, insya Allah kita akan menjadi pribadi yang indah dan disukai Allah dan manusia lain. Boleh jadi paras kita tidak begitu menarik, tapi pribadi kita menawan semua orang. Syarat keindahan yang kedua adalah keserasian. Apapun yang tidak serasi akan jauh dari keindahan. Keserasian ini intinya kita harus proporsional dan tepat dalam bertindak, berbicara, berpenampilan. Seperti misalnya sepatu kebesaran, kopiah kekecilan, baju terlalu kecil. Semua itu tidak serasi sehingga tidak terlihat indah. Termasuk pula serasi dalam bertutur kata, tepat intonasinya, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, dan tepat pula waktu mengucapkannya. Dalam masalah keserasian ini, termasuk pula cara hidup yang tidak melebihi kemampuan dan kenyataan. Hiduplah secara proporsional. Contohnya serasi dalam keinginan. Kita harus benar-benar mengendalikan keinginan-keinginan kita jikalau ingin membeli suatu barang. Ingat, yang paling penting adalah bertanya pada diri apa yang paling bermamfaat dari barang yang kita beli tersebut. Buat pula skala prioritas, misalnya, haruskah membeli sepatu seharga 1 juta rupiah padahal keperluan kita hanya sebentuk sepatu olahraga. Apalagi di hadapan tersedia aneka pilihan harga, mulai dari yang 700 ribu, 400 ribu, 200 ribu, sampai yang 50 ribu rupiah. Mereknya pun beragam, tinggal dipilih mana kira-kira yang paling sesuai. Nah, kalau kita ada dalam posisi seperti ini, maka carilah sepatu yang paling tidak membuat kita sombong ketika memakainya, yang paling tidak menyiksa diri dalam merawatnya, dan yang paling bisa bermamfaat sesuai tujuan utama dari pembelian sepatu tersebut. Hati-hatilah, sebab yang biasa kita beli adalah mereknya, bukan awetnya, karena kalau terlalu awet pun akan bosan pula memakainya. Syarat keindahan berikutnya adalah perawatan. Taman bagus tapi tidak dirawat, maka keindahannya akan pudar. Gigi rapi tapi tidak terawat, maka akan mendatangkan banyak masalah. Motor baru dan mahal tapi jarang dirawat akan cepat rusak. Tubuh tidak dirawat dengan olahraga maka akan cepat rapuh dan tidak terlihat indah. Perawatan itu adalah salah satu syarat keindahan. Iman kita pun harus sering dirawat, agar tidak cepat rusak. Dibanding yang lainnya, perawatan iman harus lebih intensif dilakukan, bahkan setiap waktu, dengan zikir, shalat, sedekah, shaum (puasa), membantu kaum dhuafa, ikut pengajian. Saudaraku, bila kita mampu mengaplikasikan tiga syarat keindahan dalam hidup kita, insya Allah kita akan menjadi pribadi yang indah luar dalam. Wallahu a'lam bish-shawab. ( Abdullah Gymnastiar )

Tidak ada komentar: